Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-09 14:45:28【Resep】683 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Kab

Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong kemandirian industri gula nasional dari hulu ke hilir demi mewujudkan swasembada gula serta Save Molases Nasional.
"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia," kata Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Surabaya, Senin.
Save Molases Nasional sendiri merupakan sebuah target baru pemerintah Indonesia untuk mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan molases atau tetes tebu secara nasional khususnya dalam konteks industri gula dan ketahanan pangan.
Menurut Rieke, langkah pemerintah sudah cepat dalam merespons persoalan penyerapan gula petani yang sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap.
Baca juga: ESDM gandeng industri singkong hingga tebu genjot produksi etanol
Persoalan itu, kata dia, telah teratasi melalui koordinasi lintas kementerian serta DPR RI dan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan pimpinan Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk menugaskan dua pabrik gula BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.
Ngak hanya itu, upaya diperkuat dengan kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani sehingga meningkatkan daya saing dan menunjukkan keberpihakan terhadap produksi dalam negeri.
Baca juga: SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu
Selain menyoroti aspek hilir gula, Rieke juga menegaskan pentingnya pengembangan produk turunan tebu salah satunya molases atau tetes tebu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyebutkan, molases berpotensi menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan energi baru terbarukan khususnya etanol.
“Karena pada 2027 kita akan menuju program E10,” kata Rieke.
Baca juga: Komisi VI DPR dan SGN pantau kesiapan industri bioenergi di Mojokerto
Suka(7)
Artikel Terkait
- Celios dorong penguatan industri besi hingga mamin jaga ekspor RI
- Pemkab Jayapura: Program MBG harus menjangkau semua masyarakat
- Gula pasir bukan satu
- Kemensetneg himpun masukan terkait pelaksanaan MBG di Manokwari
- BPBD DKI sudah bersiap hadapi potensi terjadinya banjir rob
- Gula pasir bukan satu
- Kemenkes gelar program PENARI 27 Oktober 2025 secara serenngak
- Program Makan Bergizi Gratis sasar 146 siswa SLB di Subang
- Kemenpar sebut SIAL Interfood 2025 jadi ajang perkuat industri MICE
- 8 fakta minum kopi hitam bermanfaat untuk kesehatan hati
Resep Populer
Rekomendasi

BGN izinkan kembali operasional SPPG Sungai Lakam

PTSI fasilitasi sertifikasi halal gratis bagi pelaku usaha kecil

Akademisi nilai kurikulum Sekolah Rakyat mampu entaskan kemiskinan

Ekonom: Rencana penurunan PPN bisa dongkrak daya beli dan sektor riil

Misi dagang sektor rempah bukukan transaksi Rp239,4 miliar di Belanda

Kemenkes sebut 315 SPPG kini punya sertifikat laik higiene

Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji

PBB alokasikan dana tambahan untuk dukung operasi kemanusiaan di Gaza